Singo Ulung dan Jasiman lalu bersepakat membangun desa sebaik
mungkin. Ulung sendiri diangkat sebagai Demang yang ber- kuasa tunggal
di Desa Blimbing. Pengalaman dan kesaktian keduanya digunakan untuk
berbagi kebaikan demi kemaslahatan Desa Blimbing. Air yang semula sulit,
berkat sebilah tongkat berhasil memancarkan air, yang lalu dapat dibuat
bendungan besar di daerah itu. Dengan adanya bendungan itu, dalam waktu
relatif singkat Desa Blimbing menjadi subur makmur. Jasiman yang
memfokuskan kerjanya sebagai ulu-ulu banyu, sudah menampakkan hasilnya.
Ia berusaha mengatur air sawah secara maksimal sesuai dengan ilmu
pengairan yang ia miliki.
Kesuburan dan kemakmuran membuat masyarakat Blimbing sangat percaya
kepada kedua tokoh tersebut. Jasiman sebagai orang kepercayaan Singo
Ulung, melaporkan suasana dan hasil yang ditanganinya secara teratur
kepada Singo Ulung di tempat per- istirahatannya di sanggar. Jasiman
selain ahli dalam pertanian, juga sebagai guru yang mengajari murid ilmu
kanuragan.
Tidak heran semua murid Jasiman selain ahli dalam ilmu pertanian,
juga ahli dalam ilmu kanuragan. Ketika mereka berada di tengah sawah,
banyak murid Jasiman mengisi waktu luangnya dengan melatih ke-
terampilan kanuragan dengan kegiatan yang disebut “ojung”. Keterampilan
ojung adalah ilmu keterampilan yang mengasah ke- saktian berupa saling
mencambuk dengan sebuah rotan yang telah diisi dengan magis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar